Saturday, February 25, 2012

Desain Komunikasi Visual perwujudan Buto Cakil

sumber gambar: rogosejati45.blogspot.com

Apakah anda tau tokoh apakah ini dalam cerita wayang kulit. ini adalah buto cakil. seorang buto, Dalam pagelaran wayang Purwa tokoh Buta Cakil merupakan lambang angkara murka. Siapa sebenarnya buto cakil itu, banyak orang  juga tidak banyak tahu?

cerita wayang sebenarnya sarat akan cerita Hindu, ada khrisna, bima dan yang lain-lainnya... dan tidak ada yang namanya buto cakil. lalu sejak kapan buto cakil muncul? bahkan asal usulnya saja tidak jelas dia anaknya siapa dan keluar nya dari mana? peran sebagai buto cakil yang dari awal kelahirannya sampai kematiannya pun tidak jelas

buto cakil muncul sejak di ciptakan pada jaman wali songo. jika anda melihat seluruh wayang memakai mahkota. maka ada salah satu wayang yang memakai penutup kepala orang jawa yang biasa disebut blangkon, dan itu di pakai buto cakil. mengapa?

sumber gambar: kanktono.blogspot.com
jawabannya karena buto cakil dibuat wali songo untuk mewakili SIFAT ORANG JAWA, yaitu keras kepala, menganggap dirinya paling benar, tidak mau mengalah, petakilan, pentalitan, suka mengadu domba, walau salah tapi tetap sombong, pemimpin yang suka membuat kerusuhan, dan mempunyai kata-kata yang keliatan benar namun menyesatkan (provokator).

peran raksasa dalam kehidupan sekarang ini mungkin lebih dikenal sebagai sosok preman, biasanya terkesan sombong, congkak, adigang, adingung, adiguno pokoknya sifat-sifat jelek selalu menempel pada peran ini, ada peran pembantu atau lebih dikenal sebagai peran kembangan, itulah buto cakil yang selalu muncul pada saat permulaan pengembaraan seorang ksatria. Dia adalah sosok raksasa bertubuh kurus kecil, giginya pating crongat, dan polahnya yang sungguh sangat kemlinthi.

Dengan rahang bawah yang menonjol keluar dihiasi gigi panjang tajam, si Cakil bersuara kecil kalau ngomong nyerocos tanpa jeda adalah symbol ahli dakwah yang tiada duanya, tiada yang mampu menandingi dalam berdebat. 

buta cakil biasanya keluar dalam cerita pewayangan hanya satu kali dalam cerita, dan itupun tidak terlalu lama.

Tak pernah diceritakan ras raksasa ini menang dalam petempuran. Tokoh ini selalu mati karena tertusuk kerisnya sendiri. Mungkin ini menggambarkan bahwa manusia bisa binasa karena temakan tingkah nya sendiri. Buta cakil juga selalu hidup lagi dan muncul dalam cerita lain; barangkali ini untuk mengingatkan, sifat jelek orang jawa yang bisa muncul kapan saja.

sumber gambar: memoarema.com
Nah, dengan gambaran yang tidak indah tentang si buta cakil ini, wajarlah jika ia tak pernah disukai. Ia selalu dijauhi, dicuekin, diabaikan dan dimusuhi. Ia didekati hanya oleh orang-orang yang ingin memanfaatkan keahliannya mengadu domba dan membuat huru hara untuk kesenangan membuat kerusuhan.

Dalam asalnya cerita Hindu, buta cakil ini memang tidak ada. Tetapi sifat-sifat buruknya memang ada di sekitar kita, tersembunyi dalam diri masing-masing orang. Nah, semua pribadi ini pasti punya “topeng” untuk menutupi keburukannya. mungkin bisa termasuk kejadian kekerasan dalam kedok agama baru-baru saat ini. dan itupun juga dipimpin buto cakil, orang jawa.

Apabila anda ketemu seseorang yang hanya menunduk sambil mesem dan tertawa lepas ketika mendengar lelucon maka dapat dipastikan bahwa yang bersangkutan malu bahwa giginya berantakannya seperti buto Cakil dan tidak ingin masalahnya diketahui. Anehnya, tokoh buto Cakil tidak malu-malu mendongakan kepalanya sambil menyeringai memperlihatkan giginya.

jadi, pernahkah anda bertemu dengan “buta cakil” dalam keseharian Anda?

No comments:

Post a Comment

Yin And Yang Yin Yang