sempet emosi juga. ini maksudnya apaa? udah bayar retribusi parkir berlangganan masih di paksa juga. pemerintah daerah ini secara tidak langsung sudah menjalankan parkir liar lho... kok pas aku tanya sama yang tukang parkir malah di bilangnya ga tau apa-apa sama stiker ini. Indonesia ini orang-orangnya terbuat dari apa sieh.. jan pancen buto cakil tenan. di stiker ku perda no 23 th. 2011 sudah parkir berlangganan, kok bisa bertentangan dengan perda no 9 th 2011? hukum Indonesia memang aneh... hukumnya amburadul.
ya wislah... aku bayar saja uang parkir yang tertera pada karcis parkir sampai sekarang.
sempat saat aku diajak temenku traktiran pizza di paparons, namanya aja ultah. dan dapat pizza gratisan lagi. aku sama mas ku pun berangkat dan datang di acara ulang tahun temanku. nah pas pulangnya ini yang bikin jengkel. sekarang tukang parkir ga ada sopan santun nya. baju seragam nya cuma rompi doang. ga pake baju utuh. ini tukang parkir daerah depan papa ron's pizza surakarta. tingkahnya aneh, masa pas dia minta uang parkir aku ga di kasih karcisnya. saya kan sebelum pulang juga punya hak dapet tuh karcis. kalo ga ada karcis nya namanya parkir liar mah.
no. kendaraan, jam masuk sama keluar kok ga di tulisin. lha wong emang niat si tukang parkir ga di kasihkan ke saya kok |
aku bentak aja, "Pak, NI GA ADA KARCIS NYA?"
dia malah bales ngebentak "JELAS ADA NUH" dia ngambil karcis dari tasnya. dan langsung ngloyor pergi
masa karcis nya baru di kasih kalo harus di minta dulu. walah. kalo semua orang ga di kasih karcis parkir. terus sisa karcis parkir ini buat ada donk? prediksi saya pasti buat parkir liar di tempat lain. sampai mas ku pun tanya dengan terheran-heran, "emang penting toh bro buat kamu?"
aku jawab "pentinglah, kalo ga dminta nanti nieh karcis bisa di salah gunakan di tempat lain. kita wajib disiplinkan mulai dari hal yang kecil dulu bro"
nah dan ini kejadian baru saja. kejadiannya di taman satwa taru jurug. ternyata antara satpam dan preman parkirnya ada kong-kali-kong alias kerjasama dengan preman-preman parkir disitu. saat aku sama teman ku mau parkir di tempat yang sudah di sediakan. malah satpam nya nyuruh belok di tempat becek, di sebut tempat parkir pun ga bisa. ga ada atap, ga ada semen. cuma tanah di samping warung-warung. apa-apaan lagi ini. sumpah. jurug sudah terkenal akan hewan-hewan nya yang sudah sekarat. tempatnya taman satwa taru jurug saja sudah menjadi pandangan tempat sampah dan tempat orang-orang gelandangan. malah ada tukang parkir yang memperburuk citranya. pertama, tukang parkir ini ga pake seragam sama sekali, kedua tempat parkirnya juga lebih mirip kebon. tapi yang ini di kasih karcis walau ga dminta.
saat habis muter-muter keliling jurug yang sangat buruk tapi tiketnya mahal (7000 ribu cuy, gue saranin ke gembira loka aja deh). aku pulang. ambil motor, aku liat tulisan di karcis 'HARI BIASA 1000' aku ambil duit seribu tuh dari dompet dan aku serahkan ke yang tukang parkir.
"kurang mas. bayar nya 2000"
aku kaget "lho? ini di karcis bayarnya seribu pak"
"disini 2000 mas, di tempat lain juga 2000 kok"
wah ni preman bener nieh orang "pak, disini tertulis HARI BIASA 1000, INI SAMPEYAN IJIN PEMKOT KAN PAK?"
"ya udah seribu aja ga papa" dia malah merobak karcis ku dan langsung ngloyor pergi.
jadi bagi agan-agan yang belum tau. ini tips anda jika anda bertemu tukang parkir yang bermasalah...
- minta lah karcis nya jika tidak di kasih
- beri uang yang tertera pada karcis. tidak kurang, tidak lebih.
- jangan biarkan tukang parkir merobek karcis anda karena itu bukti pembayaran dan zona di mana anda parkir.
- jika si tukang parkir tidak bisa memberi karcis, atau tidak mau dibayar dengan harga yang tertera pada karcis. tanyakan KTP nya dan catat semua data-datanya
- tanyakan apakah dia sudah ijin ke pemkot, jika dia mengancam anda. jangan takut. langsung saja datang ke pemkot dan sodorkan data-datanya.
nah agan-agan... mari kita mulai membereskan sistem premanisme di indonesia. sedikit demi sedikit. walaupun itu hal kecil.... dan wahai tukang parkir!!! tolong lebih disiplin!!!
"mulailah perubahan dari hal yang kecil"
No comments:
Post a Comment