Sunday, January 8, 2012

bag. 5 hari ketiga ke green canyon



Lokasi: Penginapan horor, Pantai Pangandaran 

Pagi yang cerah di jiwa yang sepi, ah, ga juga. Kata itu terlalu lebay untuk mengawali hari ini. Ehehehehe. Nie buktinya temen-temen gue pada rame. Udah pada sibuk, berisik, ow iya pagi ini kita akan berangkat menuju tempat tujuan terakhir. Yaitu green canyon, atau di penduduk setempat biasa di panggil cukang taneuh. Lagi-lagi mereka pinjam sabun ku lagi yah? Hufh. Dasar benar-benar ribet dah kalo touring seadanya sebagai backpacker duit pas-pasan. Tapi tiba-tiba sesuatu terjadi kepadaku. Langsung saja aku menghampiri kamar mandi.

“WOY, DI DALAM SIAPA YACH?” aduh nieh perasaan dalam perutku. Apa ini karena makan malam nasi goreng kemarin yah.

“bentar masih mandi” teriak seseorang lelaki yang familiar, Udin sedunia. Setelah menunngu cukup dan sangat lama aku langsung masuk ke dalam dan memulai tugas suci ku. Rasanya seperti di surga.... hohohohohoho

“Udah bro, aku mandi entaran aja” aku keluar dengan sok cool nya. Lalu bambang masuk untuk mandi, setelah lumayan lama bambang mandi, perasaan sakit di perutku keluar lagi, bah! Macem mana kao ini wahay perut!

“bambang, cepetan donk? Perut gue sakit lagi nieh?” ah, keburu di ujung nieh, nasi goreng biadab!!! Aku langsung keluar kamar dan hijrah ke kamar cewek. Saat itu juga novita keluar dari kamar mandi. Sedang Uyik hanya duduk-duduk di kasur.

“eh, aku pinjem kamar mandinya yah?” sebelum novita sempat menjawab. mak jleb aku langsung tutup pintu, menuntaskan tugas suci ku, dan keluar dari kamar mandi. Novita dan uyik Cuma melongo melihat aku keluar dari kamar mandi. aku mengerti perasaan mereka. Mereka pasti shock melihatku seperti ninja masuk ke kamar mandi dengan aksi bukan memegang pedang, melainkan memegang perut. Ah!!! Ini sangat tidak cool banget pake sekali.

BERANGKAT DARI PENGINAPAN HOROR
Setelah semua beres, saat nya berangkat menuju ke Green canyon. Pertama sang navigator kopit dan Uyik di depan, di susul bambang dengan Mbok dhe ria, Udin dengan novita, dan sepeti biasa aku paling belakang dengan mbah sutet. Jalan nya banyak aspal berlubang dan pasir, ditambah anak-anak SMA ababil yang lalu lalang. Benar-benar medan yang lumayan untuk rintangan. Mana lagi di tengah jalan mulai rintik-rintik turun hujan di atas helm, membuat pasir di aspal semakin licin kaya KISS-PREY (korban-ciuman). Pengennya nekat aja, tapi apa daya akhirnya deras juga. Akhirnya perjalanan minggir dulu ke untuk berteduh dan memakai jas hujan. Semua langsung sigap mengeluarkan tameng andalannya. Jas hujan.

“Wahahahahahaha…. Astronot!!!” kata kopit

jas hujan mbok dhe ria yang berwarna perak benar-benar seperti kostum astronot yang berukuran XXXL. Apakah karena jas hujannya yang kegedhean, ataukah emang badannya yang kegedhean yah? Alahualam…

“Wahahahahahahaha… Mbahe punya punuk” Ria bales dendam ke mbah sutet

Ya eyalah, orang tas punggungnya sutet dipake, terus pake jas hujan. Jadi yang sebenarnya itu tas punggung. Pakein jas hujan, jadi terlihat sutet mempunyai punuk unta. Lumayan sebagai selingan. Aku pun ikut tertawa dan paling keras.

“Wahahahahahaha… ada BetMen” Sutet pun bales dendam menunjuk padaku, weh! Aku kok kena juga, mentang-mentang aku pake jas hujan item dan yang kalo dibentang bisa jadi  selimut, sangat fleksibel loh? Anda mau pesan.. murah kok Cuma Rp 99999,999999999999999, hubungi nomer saya jika anda mau beli (sekalian promosi ala iklan china yang harganya dibanyakin pake angka 999).

Perjalanan pun berlanjut, kita melewati kalo ga salah pantai batu hiu. Tapi bukan itu tujuan kita. Terus berlanjut dan medan masih gitu-gitu aja bahkan mulai parah batu-batu segedhe semangka menjadi rintangan selanjutnya. Tangan mulai pegal-pegal ta karuan. Ditambah tadi malem di penginapan tidak bisa tidur gara-gara semua bercanda sampai lupa waktu, aku aja yang udah tidur lelap dibangunin lagi buat main kartu. Dasar!!! Ga seneng temannya tidur lelap kale yah? Hingga akhirnya lapar pun melanda, semua berhenti di pinggir jalan dan menunjuk warung yang lusuh.

“Bro, laper ga?” kata bambang

“ya laper lah?” kata kopit

“lha ga makan di situ aja?” aku menunjuk warung yang lusuh.

Semua tidak mengiyakan, dikarenakan keadaan warung yang lebih parah dari jaman2e pekak ga enak!!! Bambang pun berbelok dan berhenti di depan bengkel diikuti yang lainnya.

“Sejak kapan nieh ada bengkel jual makanan yah?” aku pun bertanya-tanya.

“anu bro, nie lampu malam nya ga nyala, mau benerin ini dulu” Bambang tersenyum genit.

Hadededeh! Mbok bilang dari tadi, semua pasti juga ga akan mengikuti kesini.

Dasar Bambang, bambang, jika ada bambang pamungkas, mungkin ini bambang temenku bisa menjadi bambang sukoplak. Lampu udah dibenerin. Mudah-mudahan bambang punya duit buat bayar pasang lampu.

“Cobs, loe mau ngapain?” kata kopit.

“ngapain bijimane?” aku linglung dan kaget.

“Ujannya udah brenti, kenapa loe maseh aja pake tuh jas hujan BetMen?”
Aku liatin mereka semua, kopit, udah ga pake jas hujan. Bambang juga udah di lepas, novita? Uyik? Udin? Sutet? Mbok dhe? Semua udah dimasukin tas? Lha kenape gue maseh pake ndiri…? Gila aja kale kalo aku tetep pake jas hujan sendirian pas touring. Bisa-bisa dimintain tanda tangan anak-anak dikira BetMen lagi touring pake motor matic VARI*.

GERBANG GREEN CANYON

Setelah cukup tidak lama kemudian, sampai juga di gerbang Green Canyon. Lega juga perjalanan sudah sampai tujuan terakhir, tidak lupa foto-foto dulu, ehehehehehehe. Di depan gerbang Green canyon ada sebuah warung, Ahh!!! Jadi laper lagi nieh perut habis liat warung.

“Pak, nie nasinya ambil sendiri ga pak?” kopit pun bertanya kepada mas-mas

“Ea, ambil sendiri ga papa…”

Kami pun langsung menyerbu, seperti biasa, touring kita ini sangat minim dana. Jadi apapun  harus di minimalsir. Langung aku ambil tuh nasi banyak banyak, di tambah lauk tempe kering saja, dan semua pesan teh anget kecuali kopit. Walau sangat asin nieh lauk, tapi karena lapar dang a kuat beli makan variasi lain. Nikmatin aja. Hingga minuman pun datang. Nie minuman apa bir? Gelas nya kecil kaya kenari, diminum sampe satu teguk juga habis nieh? Mana si kopit juga di kasihe teh lagi. Kopit pun protes.

“Pak, saya ga pesen minum?"

“ea, udah ga papa.” cuma gitu doang bapak nya jawab? Patutkah anda curiga?

“Dik? Dik?” seorang laki-laki dan perempuan yang ikut makan disitupun memanggil kami, sepertinya mereka lagi bulan madu.

“Ea mas” kata mbok dhe ria.

“Ntar ke green canyon katanya 1 kapal kita bareng yah? Percuma kalau 1 kapal cuma dipake 2 orang.” Kata si perempuan tersenyum.

Seperti mendapat duku runtuh, kita akan dibayari. Hadedeh. Dapat dana suntikan lumayan. Menuju ke obyek wisatanya emang harus memakai kapal. Soalnya kita harus melewati sebuah sungai dulu yang berwarna hijau pekat. Tuh pasti sungai dibuatnya pake cendol kali yah jadi ijo-ijo gitu, jadi laper lagi. Semua sudah selesai dimakan dan minum, saatnya menuju tempat pembayaran. Gila bener. Semua dihargai sama, padahal tadi ada yang mencomot tahu, mbok dhe nambah keripik, dan lain-lainnya. Mentang-mentang nasi sama tempe kering mereka habis. Langsung di hargai sama, mana jadi mahal lagi, cuma dapat minum sekali teguk. Terbukti juga kecurigaan ku. Dengan menyesal semua meminum botol terakhir air yang aku minta dari uyik.

“Yah, habis” aku pun memelas.

“Kalian mau isi air? Kami bawa gallon di mobil?” kata laki-laki yang bulan madu.

"Wah? Boleh mas, lumayan. Ea mas” aku pun langsung menuju mobil diikuti yang lainnya. Mobil mereka pake GRAND M*X. jadi lumayan longgar buag ngisi 2 galon air di bagasi belakang.

“Bambang? Aku butuh bantuanmu ngangkat gallon buat ngisi botol ini donk?” aku memanggil bengbeng. Beng-beng sempat salah mengangkat Mbok dhe ria gara-gara dia kira mbok dhe ria adalah peranakan dari dua gallon yang di mobil.

“Sudah mas?” kataku.

“ada yang lain lagi ga? Di isi sekalian ga papa”

“Benar boleh mas?” aku berbinar-binar, langsung aku keluarin 5 botol bekas minum koleksiku dan aku sodorin ke mas-masnya. Sekali lagi, Bambang, Afif dan Udin melongo. Sutet, mbok dhe ria, ditambah uyik dan novita cekikikan. Oh teman, maaf kan kelakuanku ini…

Selanjutnya, menuju ke loket kapal. Maklum lah tanggal tua. Kapal-kapal banyak yang ga jalan dan berlabuh karena tidak ada yang menyewa. Hanya kita 8 orang ditambah 2 laki-laki dan perempuan yang sedang bulan madu. Naik ke dalam 2 kapal. Kapal menuju ke tebing green canyon. Kapal ku yang aku tumpangi, aku, sutet, novita, dan 2 orang yang sedang bulan madu harus tertunda perjalanan untuk mengisi bahan bakar. Dan menyusul kapal yang di tumpangi Udin dan kawan-kawan.

NAIK KAPAL

Sungai yang berwarna hijau yang tenang dan dalam, lambat laun berubah menjadi sungai di antara dalam tebing yang tinggi. Mulai terlihat bebatuan tebing yang hijau memukau. Wao.. Ternyata Indonesia ada yang seindah ini. Semakin lama terdengar suara riak air, tebing semakin menyempit dan akhirnya kapal tidak bisa melaju karena didepan ada bebatuan yang menghadang. Dan untuk menikmati sampai jauh kedalam kita harus berenang memakai pelampung. Duitnya udah dibayarin sama yang bulan madu. Ahahahahahasyeeek!!!!

SUNGAI GREEN CANYON DIANTARA TEBING TINGGI


10 orang, langsung memakai pelampung. Aku kebagian pelampung yang terakhir, jelek sendiri, warnanya beda sendiri, dan talinya ga otomatis, harus membuat tali sendiri. Oh sial… setelah semua siap. Terbagi dalam 2 orang sekali jalan. Kami pun menentang arus deras dengan berpegangan dan berenang dengan sebuah tali yang sebelumnya sudah disusun oleh pemandu. Uyik sempat hampir menangis karena karena tidak bisa berenang padahal sudah memakai pelampung, ingin aku bantu dirinya tapi udah keburu dibantu kopit.


PERHATIKAN PELAMPUNG WARNA IJO, BEDA SENDIRI KAN?


Setelah melewati bentangan tali. Kita tiba di arus yang sedikit lebih tenang daripada arus yang tadi. Jadi setelah pos pertama ini, berenangnya tidak pake tali lagi. Melainkan berenang. Aku memberanikan diri sok bisa berenang dengan menceburkan diri ke air. Weh... dalem juga nieh air, untung ada nieh pelampung air yang membuatku ga bisa tenggelam. Aku menendang dan tangan ku aku lebarkan dan aku gerak-gerakan. Kok ga jalan-jalan aku berenang dari tadi.

“bro, aku duluan yah” bambang pun menyalipku

“ayo cobs, udah ditunggu yang di depan” udin menyusul.

Ah, gimana ini. Akhirnya dengan sekuat tenaga aku gerak-gerakan seluruh badanku, weh berhasil. Aku bisa ada kemajuan bisa berenang (baca: Cuma berenang kira-kira jaraknya 1 meter). Wah, masih kurang jauh aku berenang. Aku lakukan gerakan berenang seperti tadi tapi kali ini gerakanku agak tenang. Perlahan-lahan aku sampai di tepi batu pos kedua tempat menunggu yang lain. Tiba-tiba mbok dhe ria datang dari belakang. Maklum lah itu tubuh ria kan kaya galon, isinya udara semua. Jadi gampang mengapung dan hanyut. Tanpa di sangka tangan mbok dhe menggapai asal. Dan alhasil celana (kolor) ku lah korbannya.

“WEH! LEPASIN!!! KAMU PEGANG APAAN? INI CELANANKU” aku ketakutan jika setiap saat ikutan hanyut bersama mbok dhe ria.

“cobs, bantuin... blup! Blup! Blup!” ria susah paya menarik-narik celana ku.

“WEH, NIE CELANAKU UDAH MELOROT!!! INI MELOROT WOI!!!” aku mulai kawatir

Karena aku tidak ingin nanti pulang touring tanpa celana.

Akhirnya tangan kiriku buat pegang celanaku, dan tangan kananku buat pegang tepian bebatuan. Udin pun membantu aku naik kr batu pos ke dua. Aku terengah-engah sambil benerin celana kolor ku. Ria hanya meringis. Selanjutnya ada pemandangan yang bagus. Si mbah sutet yang paling terakhir, setiap dia berenang, dia kembali lagi ke pos 1. 

Ahahahahaha. Maklum lah tubuhnya kaya lidi gitu pasti gampang hanyut. Di coba berkali-kali akhirnya pemandu nya pun sebel sendiri. Pemandu masuk ke air dan membawa sutet ke pos 2.

Akhirnya. Selanjutnya air sudah mulai tenang, dan sangat dalam. Semua berenang ke pos 3 tanpa ada hambatan. Dan sampailah di bebatuan, semua sudah mulai serba bebatuan. Kita beristirahat di sana, mencuci muka dari mata air yang mengalir dari tebing curam yang tinggi.

MBAH SUTET YANG PAKE ROMPI WARNA KUNING, KELUAR DARI JALUR

Setelah semua menikmati pemandangan yang langka kita memutuskan pulang karena hari sudah mulai sore. Pulang kali ini lebih gampang. Karena kita berenang mengikuti arus air. Semua masuk ke air begitupun juga aku.

“cobs awas ada batu!!!” kopit berteriak.

“APAAA??? GA TAU GA DENGER?” aku seperti biasa menampilan ekspresi tolol

“ADA BATUUUU!!! Kopit berteriak lagi

“batu apaan sieh, perasaan ga bebatuan lagi disini???” aku pun berguman 

Tidak lama kemudian DUK!!! Di dalam dasar air ternyata ada bebatuan tidak keliatan yang tajam-tajam, dan tulang kakiku terkena bebatuan tersebut. Nyeri... sakit... ow jadi itu maksudnya kopit berteriak-teriak tadi. 

“KAKI KU SAKIIIIIT!!!!” aku berteriak 

“LHO? UDAH KENA BATUNYA TOH?” tanya kopit

“sudaaaaaaaaaah!!!!” muka ku BeTe 
INDAH KAN?
Semua berenang kembali ke kapal, inilah yang paling susah... naik ke atas kapal. Sempet tuh kapal sampai miring-miring akan tenggelam saat mbok dhe ria akan naik  ke atas kapal. Hingga yang punya kapal melarang nya naik dulu. Ahahahahaa. Kasihan. Setelah semua naik kapal dan sampai di gardu ojek kapal. Kita semua turun. Lalu berkumpul membicarakan masalah keuangan, kita iuran membayar kapal, pelampung dan sebagainya. Itu aja pemandu minta tips ga kita kasih. Sempat terjadi keraguan dalam iruan. Namun semua uang akhirnya terkumpul dan kopit menyerahkan uang ke yang berwajib.  Bambang dengan muka standar meringisnya mengeluarkan uang satu-satunya dari dalam dompetnya.

“Cuma sisa 10 ribu? Kok cepet banget yah isi dompetku habis” bambang berguman.

“lha elu pulangnya gimana mbang? Dari jawa barat nyampe salabaru uang segitu mana cukup?” tanyaku.

“halah tenang saja, kita ngamen, rock n roll cuy” bambang berekspresi meringis permanen

Setelah itu udin datang habis membersihkan diri dari kamar mandi.

Aku pun juga berniat akan mandi “bayar ga din mandinya?” 

“bayar kok, 2000 rupiah”

“wah, ga jadi mandi ah kalau begitu. Hemat duit nieh buat bensin pulang entar” aku memelas 

“tenang, duitku banyak kok” udin mngeluarkan uangnya dari dalam dompet. 

"Lho? Duit kamu banyak banget din?” bambang pun kaget.

“Eh iya juga sieh, kok duit gue bisa banyak gini ya?” udin mulai konyol

“WEH!!! ITUKAN BUKANNYA DUIT IURAN BENSIN BUAT ENTAR PULANG!!!” bambang curiga
 
“EH? Masa iya?” udin melongo.

“Iya iyalah, kan pada awalnya duit gue kamu yang pegang buat iuran bensin? Kata bambang.

Sebenarnya udin punya penyakit lupa jangka pendek. Padahal kita berangkat bawa duit dengan jumlah yang sama, Cuma 200 ribu. Saat yang lain dompetnya sudah sekarat. Masa duit udin masih banayk aja.  Jadi apa sudah dipastikan itu duit iuran buat bensin pulang, Akhirnya aku ga jadi pinjam duit udin buat mandi, cukup pake nie baju basah sampai nanti pulang. Dan bambang bisa pulang juga tanpa harus mengamen terlebih dahulu. 

Perjalanan pulang kita rencana nganterin dulu kerumah novita. Jalan lumayan halus tapi jauh, Aku dan sutet hampir aja kebablasan kalo ga di di kejar pake motornya kopit. Sesampainyan di rumah novita kita sudah disuguhin makan-makanan yang enak-enak. Semua makan dengan lahap. Saat touring sekarat begini siapapun ga akan tahan dengan kamus GRATIS. Like this yah.... 

Perjalanan selanjutnya nganterin uyik kerumahnya. Hari sudah mulai malam, kita sampai dirumah uyik. Sebenarnya kita akan langsung pulang ke solo walau badan ini udah capek benar. Namun karena bapak uyik yang pengertian baik hati dan tidak sombong, tidak memperbolehkan kita pulang, malah disuruh nginep dulu. Akhirnya kita mulai ada harapan untuk megnumpulkan tenaga buat perjalanan besok pulang ke solo. LIKE THIS yaaa.....

No comments:

Post a Comment

Yin And Yang Yin Yang